Search

#LiveinTheatre: Sanggar Seni Nyi Pandansari

Pandemi Covid 19 yang belum berakhir tidak menyurutkan niat Radjawali SCC untuk tetap berkontribusi bagi seni budaya. Hal ini dibuktikan dengan tetap adanya program #LiveinTheatre yang dapat disaksikan Konco Radjawali melalui kanal Youtube Radjawali SCC.

Kali ini Radjawali SCC kedatangan tamu sebuah sanggar seni dari Boja yang merupakan sebuah kota kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Sanggar seni tersebut adalah Sanggar Seni Nyi Pandansari (IG : @sanggar.nyipandansari).

Sanggar ini dipimpin oleh Mas Septa dan Mbak Aprysca yang merupakan sepasang suami istri. Mereka berdua adalah generasi kedua dalam menjalankan sanggar ini. Mereka berdua menjalankan Sanggar Nyi Pandansari mulai pada tahun 2015, dimana visi yang dibawa setiap membuat suatu karya adalah lebih berasal dari hal-hal tertentu yang dirasakan dan ditemukan lalu dibuatlah suatu karya koreografi.

Dalam penampilan #LiveinTheatre kali ini, Sanggar Nyi Pandansari mempersembahkan 3 sajian karya koreografi, dimana benang merah dari ketiga sajian ini adalah untuk memperkenalkan karya-karya generasi muda dari tarian yang tradisional kemudian diolah menjadi tarian yang lebih kontemporer supaya lebih mudah dimaknai oleh penikmatnya.

Tari pertama yang ditampilkan oleh sekelompok penari pria maupun wanita menggambarkan tarian pembentukan panahan yang tentunya menggunakan property busur panah, nama tarian tersebut adalah Tari Cemparing.

Kemudian karya koreografi kedua yang ditampilkan adalah merupakan gambaran masa pertumbuhan wanita, dimana disini digambarkan perbedaan wanita jaman dulu hingga menjadi wanita masa kini, karya koreografi ini bernama Tari Wadon.

Dan sajian yang terakhir ini merupakan sebuah sajian yang melibatkan 12 penari yang juga bermain perkusi, selain itu juga ada pemain jimbe dan pemain beatbox. Tarian ini diberi nama Tari Bala-bala yang menggambarkan ekspresi anak muda dalam memperjuangkan sesuatu hal. Dengan visual penari yang mengenakan celana doreng, juga memberikan kesan perjuangan Bangsa Indonesia. Tarian terakhir ini sepintas juga memadukan capoeira sebagai salah satu adegannya.

Mas Septa dan Mbak Aprysca mengungkapkan bahwa mereka merasa sangat senang dan tertantang untuk tampil di Radjawali SCC, karena para penari bisa mendapatkan pengalaman tampil di panggung teater yang megah dengan sound dan lighting yang menurut mereka mantap.

Untuk Konco Radjawali yang penasaran, silahkan saksikan penampilan Nyi Pandansari dengan cara (klik disini).

Leave a Comment